MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Pada dasarnya kita hidup
sebagai manusia dituntut untuk hidup bersosialisasi.Karena manusia pada
kodratnya merupakan mahluk sosial,yang dimana tidak dapat hidup sendiri
melainkan saling membutuhkan satu sama lain.Sebagai Contoh ,Dalam sebuah tempat
kerja atau boleh kita sebut sebagai kantor, Dimana terdapat banyak aspek sosial
yang terjadi didalamnya,entah itu hubungan antara atasan dengan bawahan,ataupun
teman satu pekerjaan.Di sebuah kantor ini masing-masing individu memiliki
bagiannya sendiri dalam mengerjakan pekerjaannya,Dan setiap individu tersebut
saling membantu serta saling membutuhkan satu sama lainnya.Sebagaimana seorang
atasan atau bos membutuhkan tenaga kerja,atau seorang bawahan untuk
dipekerjakan dan membantu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan agar dapat
menghasilka sesuatu yang benefit bagi keduanya.Begitupula sebaliknya,seorang
bawahan membutuhkan pekerjaan sehingga akhirnya bisa mendapatkan penghasilan
untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.Itulah sebagian contoh kecil bagaimana
seorang manusia hidup bersosialisasi di dalam atmosfer dunia
pekerjaan.Namun,kehidupan bersosialisasi yang sesungguhnya terdapat dan
terbentuk di dalam kehidupan sebuah keluarga yang dimana terdapat
ayah,ibu,kakak maupun adik.Pada dasarnya setiap individu pastinya memiliki
sebuah keluarga untuk bergantung.Di dalam sebuah keluarga inilah terbentuk
karakter dari masing-masing individu.Karena,pada dasarnya hubungan di dalam
sebuah keluarga lebih erat dibanding dengan hubungan di sebuah pekerjaan maupun
hubungan lainnya.
Manusia sebagai mahluk individu
juga sangat erat kaitannya dengan kehidupan bersosialisasi.Karena bagaimanapun
manusia sebagai mahluk individu dituntut untuk mencukupi kebutuhannya dan
melakukan kegiatan-kegiatannya or doing its personal life (in person/personal
life).Namun kembali ke dalam paragraf awal yang dimana menyatakan “manusia
saling membutuhkan satu sama lainnya” .Inilah yang mendasari adanya
hubungan antara manusia sebagai mahluk individu dengan mahluk sosial,Karena
dalam mencukupi kebutuhan hidupnya setiap manusia memerlukan bantuan orang
lain.Oleh sebab itu,pada dasarnya “Tidak ada Individu yang dapat
hidup sendiri tanpa adanya sebuah sosialisasi dan Tidak ada Individu yang dapat
menghidupi dirinya tanpa uluran tangan dari orang lain”.
Manusia adalah mahluk sosial. telah menyadarkan kita
bahwa manusia diciptakan untuk hidup bersosial . Oleh karena itu kita tidak
dapat hidup sendirian dalam kehidupan kita . Kita membutuhkan teman , saudara
bahkan juga masyarakat disekitar kita . Masyarakat disekitar jugalah yang
membentuk kebudayaan yang lahir disekitar kita. Bahasa , religi serta hasil
kebudayaan lainnya telah diciptakan oleh masyarakat sekitar untuk kehidupan
yang lebih baik .
Sadar atau tidak , kebudayaaan diatas itulah yang
turut membentuk kepribadian seseorang yang tinggal dan bersosial dengan
masyarakat yang membentuk hasil kebudayaan tersebut . Bahasa , religi dan
masyarakat tersebutlah yang turut serta membentuk kepribadian seseorang dari
ketika dia bersosialisasi dengan masyarakat itu .
Begitu juga dengan kepribadian yang saya miliki .
Bahasa , religi maupun masyarakat yang ada disekitar saya telah banyak
mempengaruhi kepribadian yang saya miliki . Bahasa yang digunakan sebagian
besar masyarakat sekitar saya adalah Bahasa betawi di campur dengan dengan
sunda Sehingga kepribadian saya juga menjadi seperti kebanyakan orang yang
dianggap sopan dan ramah . Bahasa sehari-hari itulah yang membuat saya merasa
menjadi ingin berperilaku seperti orang lain pada umumnya . Dari cara bertutur
kata , berperliaku , maupun mengungkapkan perasaan maupun pikiran pun saya
terbawa dalam konteks bahasa sehari-hari saya .
Religi yang dianut oleh masyarakat sekitar saya juga
ikut berpengaruh dalam kepribadian yang saya miliki . Walaupun saya rasa tidak
besar , namun religi yang dianut oleh masyarakat sekitar saya menjadi satu
bagian dalam kepribadian yang saya miliki . Religi atau agama yang dianut oleh
sebagian besar masyarakat disekitar saya adalah Islam. Tapi tidak semua
masyarakat di sekitar saya beragama islam, ada juga yang beragama Kristen.,
tetapi itu tidak menjadi sebuah konflik dalam kehidupan sosial saya dengan
masyarakat sekitar . Kenyataan itu justru menimbulkan rasa saling menghormati
antar pemeluk agama dan tidak menjadi pembatas hubungan sosial saya dengan
masyarakat sekitar . Hal itu membentuk pribadi saya untuk menghormati orang
lain , bertenggang rasa dan berhubungan baik dengan masyarakat walaupun
berbeda.
Masyarakat juga membentuk pribadi saya cukup besar .
Kelakuan dan adat istiadat dari masyarakat saya itulah yang membentuk pribadi
saya yang terbuka dengan orang lain , mudah bergaul dan suka bergotong royong
.Semuanya seperti yang ditunjukkan masyarakat kepada saya sehari-harinya . Dari
kenyataan-kenyataan itu , dapat saya timbulkan bahwa manusia memiliki
kepribadian yang mencontoh masyarakat serta kebudayaan sekitar . Walaupun tidak
semuanya menjadi aspek pembentuk kepribadian , namun dirasakan cukup besar
pengaruhnya . Dengan demikian terbukti kalau unsur-unsur kebudayaan seperti
religi , bahasa dan juga masyarakat telah ikut membentuk kepribadian yang saya
miliki .
Tanpa
bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi
atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitikberatkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan.
2. Dorongan untuk mempertahankan diri.
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis.
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitikberatkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan.
2. Dorongan untuk mempertahankan diri.
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis.
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
Kesimpulan :
Kesimpulan dari
makalah ini adalah hakikat manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat
dipungkiri lagi. Manusia membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupan di
dunia ini begitu juga manusia membutuhkan Tuhan untuk memperoleh ketenangan
jiwa. Tanpa mempercayai Tuhan manusia tidak akan merasakan ketenangan melainkan
kegelisahan dalam hidupnya.