Kamis, 20 Juni 2013

Tersasar Dua Kali



     Namanya Jamila tapi sering di panggil Mila oleh teman-temannya, ia bersekolah di SMP deket rumahnya. Pada saat itu adalah saat-saat menunggu kelulusan....

Yang namanya perpisahan memang selalu membuat kita merasa sedih. Kadang kita juga suka tidak menerima akan adanya perpisahan ini. Tetapi inilah yang namanya hidup , dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan. Tetapi tidak semua perpisahan berarti kita tidak dapat bertemu dengan orang yang kita sayang kembali. Sama seperti kisahku ini, perpisahan terbesar ku yang membuat aku sangat sedih adalah ketika harus berpisah dengan sahabatku Salsa. Bukan berpisah karena maut yang memisahkan atau pergi ketempat yang jauh yang menyulitkan kita bertemu, tetapi berpisah karena kita harus menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
     Saat aku harus berpisah di SMP rasanya sedih sekali berpisah dengan Salsa bahkan bukan dengan Salsa saja aku merasa sedih berpisah tetapi dengan teman-teman yang lain aku juga merasa sangat kehilangan. Tetapi karena teman terdekat ku adalah Salsa jadi aku merasa sangat sedih. Mungkin aku bisa dibilang lebay tetapi inilah kenyataan nya. Aku memang sangat sedih berpisah dengan Salsa karena aku dan dia menghabiskan waktu tiga tahun bersama-sama. Orang tua kami pun sudah mengenal kita satu sama lain. Kita sudah seperti saudara kandung.  Kemana-mana selalu berdua.  Dan aku sadar dengan perpisahan ini kita engga akan bisa ngumpul sesering seperti dulu saat kami masih berada dalam satu sekolah. Karena pasti masing-masing kita sudah disibukkan dengan kegiatan sekolah diSMA yang pasti lebih banyak dari pada diSMP. Tetapi aku percaya aku dan Salsa akan tetap menjadi sepasang sahabat selamanya.
     Mungkin semua kejadian yang aku lakukan bersama Salsa sangat berkesan dan tidak dapat dilupakan. Tetapi menurutku kejadian yang paling berkesan saat aku bersama Salsa adalah ketika aku dan Salsa ingin pergi hangout keMargo City. Inilah ceritanya…..
Hari minggu yang cerah. Aku sedang bersantai menikmati minggu yang sangat kutunggu-tunggu disela kesibukan sekolah yang sangat padat membuat aku sangat jenuh akan sekolah. Tetapi disela kejenuhan itu ada Salsa yang selalu ada membuat suasana menjadi tidak membosankan lagi. Dan itulah sifat Salsa yang sangat aku suka.
Handphone ku berdering-dering pertanda ada telepon masuk. Segera kubangkit menggambil benda munggil itu dimeja rias. Dan ku melihat nama Salsa yang tertera dilayar handphone ku. Segera saja aku menggangkat telepon dari Salsa.
“Assalamualaikum saa, ada apa telepon aku pagi-pagi begini? Kangen ya, hehe” kataku sambil bercanda.
“Wallaikumsallam mill, wah seperinya kamu benar aku kangen kamu hehe. Temani aku yuk keMargo City aku mau membeli kado untuk umi”
“wah, memang ulang tahun umi kapan? Perasaan masih lama.”
“iya, memang ulang tahun umi masih lama. Aku ingin membelikan umi hadiah karena sebentar lagi kan hari  ibu mil. Lupa ya.”
“ooh iyaaya. Hmm, yaudah memang kamu mau membelikan umi apa? Kita kesana mau naik apa sa?”
“aku belum tau mau membelikan umi apa. Naik motor aja yuk, tapi nanti kita jangan lewat jalan raya. Kita lewat stasiun Pondok Cina saja”
“loh? Memang kamu tau jalan lewat stasiun Pondok Cina? Aku tidak tau loh.”
“aku pernah sih lewat jalan stasiun Pondok Cina tetapi sudah lama, aku sudah lupa hehe.”
“ya trus bagaimana?”
“yaudah nanti kita tanya-tanya orang yang lewat saja mil. Bagaimana?”
“hmm, yaudah deh kalau begitu sa. Kita berangkat jam berapa?”
“aku tunggu di stasiun Citayam ya. Jam 10. Oke?”
“oke sa. See you.”
“ok bye”
Segera aku mandi dan bersiap-siap diri.
     Jam sudah menunjukan pukul 09.50 dan aku sudah berada distasiun Citayam menunggu Salsa datang. Lima menit kemudian Salsa datang. Segera saja aku naik kemotornya. Disepanjang perjalanan aku bercanda-canda dengan Salsa, sampai akhirnya aku tersadar aku tidak tahu sudah berada didaerah mana, dan aku belum pernah melewati sebelumnya.
“saaa, kita sedang dimana ya? Coba berenti sebentar” Tanyaku khawatir.
“ooh, iya mil. Kita dimana yaa? Sepertinya tadi aku salah mengambil jalan ditikungan sebelah sana.”
“hmm, tidak ada orang disekitar sini. Kita puter balik aja yuk mil. Aku takut disini sepi sekali.”
“hmm, oke mil.”
Lalu Salsa memutar balikkan motornya kejalan yang sudah kita lewati tadi. Tapi perasaan ku kita tidak melewati jalan ini. Aku dan Salsa sudah kebingunggan dan khawatir. Saat aku dan Salsa sedang berhenti didekat pohon beringin yang besar. Ada bapak tua sedang ber jalan, segera saja aku dan Salsa bertanya dengan bapak tua itu.
“permisi pak, maaf saya mau bertanya.”
“ooh, iya mau bertanya apa ya dik?”
“kita ini sedang ada di daerah mana ya pak?”
“ini ada di belakang stasiun UP dik. Memang adik mau pergi kemana?
“saya sama temen saya ini ingin pergi keMargo City pak. Apakah bapak tau jalan kesana?”
“ooh, adik mau keMargo City. Adik puter balik aja ngikutin tikungan sebelah kiri. Nanti ada gerbang masuk ke UI adik masuk aja, lurus aja mengikuti jalan sampai nanti ada fakultas gizi ada gerbang kecil, nah adik masuk saja kedalam gerbang itu. Gerbang itu menghubungkan UI dengan stasiun Pondok Cina dik. Nah nanti adik lurus aja ngikutin jalan. Tanya saja sama orang yang ada disana. Adik sudah ada diPondok Cina.”
“Hmm, begitu ya pak. Makasi ya pak atas bantuan nya, permisi pak”
“iya dik sama-sama”
Lega sekali perasaan ku saat ternyata tadi kita salah belok saat tikungan itu. Dan ternyata bapak itu benar. Setelah mengikuti semua intruksi dari bapak tadi, akhirnya kita sampai distasiun Pondok Cina dan kita segera menitipkan motor dipenitipan motor disana. Karena jika kita mau keMargo City kita harus menyebrangi Detos.
     Sesampainya diMargo City aku dan Salsa duduk didekat toko sepatu sport. Aku tertawa melihat muka Salsa yang sudah sangat ketakutan karena Salsa adalah tipe orang yang gampang panikan. Dan saat panik itu muka Salsa yang putih akan berubah merah seperti udang rebus dan itu sangat lucu sekali. Salsa langsung saja memukul lengan ku karena dia menyadari dari tadi aku menertawakan wajahnya yang berubah merah itu.
     Kemudian aku dan Salsa menghampiri sebuah took tas. Dan Salsa menemukan sebuah tas yang menurut dia cocok untuk umi dan tak lupa dia menyanyakan pendapatku tentang tas itu. Salsa memang selalu meminta pendapat orang lain tentang apa yang dia lakukan dan apa yang ia kerjakan.
Dan aku juga menemukan sebuah sepatu yang menurutku cocok untuk kuberikan kepada bundaku. Setelah membeli hadiah untuk ibu kita masing-masing. Jam sudah menunjukkan pukul 13.00. Lapar sekali perut ini setelah mencari hadiah untuk umi dan bunda, Kemudian kita makan diSolaria. Sesudah makan aku dan Salsa pulang kerumah. Tetapi saat perjalanan kepenitipan motor  aku bertanya pada Salsa apakah dia masih ingat akan jalan pulang nya. Salsa sangat tau sekali aku sangat pelupa dengan jalan,aku tidak dapat menghafal jalanku jika aku tidak melewatinya setiap hari. Itu lah aku hehe.
     Hari sudah memunjukan pukul 16.30 dan hari terlihat sudah mendung pertanda akan turun hujan. Aku dan Salsa cepat-cepat keluar dari mall. Sesudah kita keluar dari penitipan motor itu, kita melewati gerbang kecil didekat fakultas Gizi. Tetapi karena suasana sudah hujan dan hujan cukup deras Salsa tidak dapat melihat jalan dengan baik. Kemudian kita berenti didekat rumah makan ayam bakar untuk berteduh karena derasnya hujan yang turun.
“saa, sepertinya tadi kita tidak melewati rumah makan ini deh?” Tanyaku pada Salsa.
‘iya nih mil, aku juga sedang berfikir sepertinya tadi kita tidak melewati rumah makan ini. Masa iya kita tersasar dua kali seperti ini mil. Mana hari sudah hujan lagi.”
“yatrus gimana sa? Aku tidak mengerti jalan ini.” Aku melihat raut muka khawatir Salsa. Aku tidak ingin menyalahkan dia karena dia yang menyetir dan menyebabkan kita tersasar dua kali seperti ini.
“aku juga gak tau mil.” Sahut Salsa sedih.
Aku menyesal telah berkata tadi, kemudian aku merayu Salsa agar dia tidak sedih.
“yaudah lah saa. Kita tanya pada orang yang lewat saja.” Ucapku sambil tersenyum. Aku tak suka melihat Salsa sedih.
Waktu sudah menujukan pukul 17.30 sudah satu jam kita menunggu hujan berhenti, dan karena lumayan derasnya hujan tidak ada yang lewat didaerah itu. Rumah makan itu pun tidak ada penggunjungnya. Mungkin sudah tutup. Aku berdoa semoga ada orang yang lewat dan menolong kita. Hari sudah gelap aku dan Salsa sangat ketakutan. Kemudian aku menelpon papahku. Tetapi karena aku tidak tahu sedang berada dimana  papahku pun bingung mau jemput dimana karena tidak tahu keberadaan ku saat ini. Setelah hujan sudah mulai berhenti ketika kita ingin melanjutkan perjalanan pulang, kita bertemu dengan Gilang teman satu kelas kita. Alhamdulillah sekali jalan rumahnya satu arah dengan arah rumah ku dan rumah Salsa. Akhirnya aku mengikuti Gilang dari belakang motornya.
     Aku dan Salsa sangat bersyukur bertemu dengan gilang didaerah itu. Sesudah sampai dirumah segera aku membersihkan diri dan mengganti baju ku yang basah. Sesudah selesai membersihkan diri aku merebahkan tubuhku ketempat tidur. Aku sedang membayangkan kejadian tadi siang. Aku tak habis fikir mengapa aku dan Salsa dapat tersasar dua kali seperti itu. Itu memang kejadian yang tak terduga. Tak berapa lama handphone ku berbunyi dan ku melihat ternyata ada SMS dari Salsa, segera kubuka pesan pendek itu.
Jangan kapok pergi denganku lagi ya kawanJ itulah sms dari Salsa.
     Aku hanya tersenyum-senyum membaca dan membayangkan akan kejadian tadi siang. Akan jadi apa jika tidak ada Gilang tadi. Tak terasa mataku sudah sangat berat sekali. Aku pun terlelap tidur karena kecapean dan keseruan tadi siang. Makasii untuk hari ini ya Salsa. Kejadian yang tak bisa kulupakan. Kau memang sahabatku yang terbaikJ




SETIA




Kau telah mengukir  di dalam hati ku
Kau telah mebuat dunia mu dan dunia ku menyatu
Yang saling melengkapi satu sama lain
Bagaikan mur dan baut yang saling membutuhkan
Bagaikan bulan dan bintang yang menerangi dunia kita
Bahagia dan sedih kita lewatkan bersama
Sedih mu  juga sedih ku
Kebahagian mu juga kebahagian untuk ku  
Mempercayai satu sama lain itu yang kita pegang selama ini
Mencintai dengan tulus hanya untuk mu
Karena mencintaimu adalah sebuah anugerah

Kau telah menciptakan kedamain dengan kasih sayang mu
Kau telah membuat kerinduan yang tak terbatas
Kau telah menciptakan keindahan di hidup ku
Kau yang selalu membuat perbedaan  dalam hidup ku
Kau selalu tersenyum selagi aku marah
Kau membuat ku percaya bahwa hidup itu indah
Kau dengan senang hati memberikan semamgat kepadaku

Tak ada keraguan dalam cinta mu untuk ku
Kata setia selalu kau ucapkan untuk ku
Aku mencintai mu dan kamu mencintai ku
Maka ku persembahkan kesetiaan ku untuk mu
Kini kesetian dan cinta sejati menjadi satu
Di dalam cinta kita.